Siang ini,
Aku berangkat bersama mas Oleh ke Pengalengan untuk memperbaiki TV LCD.
Sesampainya di kantor UPTD, kami memarkirkan mobil.
Dan saat saya turun dari mobil, ada seorang laki-laki di sebelah kiri, dengan secara sopan dia memberitahukan letak musholla dan tempat wudlu sekiranya saya mau shollat.
Saya melihat dia mnunjuk ke depannya, yaitu sebuah musholla dengan sebuah sajadah, dan karpet berdebu. Serta menunjuk ke sebelah kanannya, yaitu tempat untuk berwudhlu. Dan apabila disitu airnya habis, maka bisa ikut berwudhlu di dalam kantor.
Setelah mengucapkan terima kasih, saya lalu menutup pintu, dan menghampiri mas Oleh.
Namun sungguh mengejutkan, saat berhadapan dengan mas Oleh, dia justru bilang ke saya, “Orang gila kok ditanyain?”
Baru saya tersadar, dan coba mengamati wajah dan pakaian orang tadi.
Dan bersamaan itu juga, para PNS yang bekerja di kantor itu malah mengusir orang gila tadi.
Sungguh suatu hal yang aneh.
Bagaimana bisa, orang gila, masih mampu mengingat dan menunjukkan tempat untuk shollat?
Dan saat kami akan pulang kembali, sepanjang jalan kami agak susah mnemui masjid di sepanjang jalan raya. Apakah yang terjadi di tempat ini?
Sebuah masjid saja susah ditemui, namun, orang yang gila saja masih mengingat dan mampu menunjukkan letak sebuah musholla.
Dan, ternyata Pengalengan juga pernah mengalami gempa bumi 7 skala richter. Mungkin ini adalah salah satu bentuk pengingat, agar manusia tidak menyepelekan masalah shollat.
Namun ini semua hanya sekedar cerita pengalamanku hari ini. Makna dan kebenaran dibalik semua ini, hanya Allah yang tahu.